Wednesday, January 14, 2009

Mampir Ngombe

Hidup ini hanya sebentar. Ibarat orang yang melakukan suatu perjalanan, hidup ini hanya sekedar “mampir ngombe” di sebuah warung. Duduk sebentar nyruput wedang sambil diselingi ngobrol dengan sesama pembeli dan pemilik warung. Barangkali ditambah dengan rokok-an biar lebih gayeng jagongane. Sangat nikmat dan merakyat. Tapi, kenikmatan itu harus berakhir ketika gelas –gelas sudah kosong. Tambah satu atau dua gelas lagi bolehlah. Tapi kalau perut sudah plempoken, mau tidak mau ya harus diakhiri minumnya, walaupun gelasnya tidak bakal plempoken diisi ulang berkali-kali, toh kapasitas perut manusia tetap ada batasnya.
Wedang habis, rokok tinggal isapan terakhir, rasanya masih enggan untuk pulang, apalagi obrolan sedang gayeng-gayengnya. Tapi ketika warung harus tutup, pembeli juga harus buyar untuk melanjutkan kembali perjalanan yang sempat terhenti.
Singkat memang waktu yang kita miliki untuk menikmati gayengnya obrolan dan nikmatnya nyruput wedang. Apa mau dikata, warung itu bukan rumah kita, bukan tujuan akhir kita, jadi sebetah apapun kita nongkrong di warung pada akhirnya harus melanjutkan perjalanan kembali. Barangkali seperti itulah halnya hidup ini. Singkat. Terbatas. Tidak untuk selamanya.
Semoga saja warung yang kita singgahi bukanlah sembarang warung. Tak peduli apakah ia hanya sekelas warteg atau malah sekelas restoran yang bonafide, yang penting warung itu bersih. Tak ada tikus ataupun kecoa. Tak ada makanan basi. Tak ada minuman yang melenakan. Bersih dan halal.
Semoga demikian juga halnya perjalanan ini. Bersih dari segala hal yang melenakan. Selalu berjalan menuju satu tujuan. Jika ada tanjakan ataupun belokan, semoga tetap menuju pada-Nya.
ﺍﻫﺪﻨﺎﺍﻠﺼﺮﺍﻄﺍﻠﻤﺴﺘﻘﻴﻢ﴿٦
ﺼﺮﺍﻄﺍﻠﺬﻴﻦﺍﻨﻌﻤﺖﻋﻠﻴﻬﻢﻏﻴﺮﺍﻠﻤﻐﻀﻮﺐﻋﻠﻴﻬﻢ
ﻮﻻﺍﻠﻀﺎﻠﻴﻦ﴿٧﴾ﺍﻠﻔﺎﺘﺤﺔ׃٦ـ٧

2 comments:

Anonymous said...

Semoga kita sampai, dan menemukan apa yang dituju. Balik kerumah lagi dengan perut kenyang :)

iking said...

Ayuk lanjutno maneh nge-blog e